Orang bilang menyusui bayi baru lahir itu suatu keharusan bagi seorang ibu. Apakah demikian? Sebenarnya tidak begitu juga, hal ini tentu merupakan hal personal yang menjadi keputusan dari si ibu itu sendiri. Akan tetapi para ahli, tenaga medis, bahkan para orang tua sangat menyarankan ini. Terutama di 6 bulan pertama kehidupan bayi. Tanpa adanya makanan atau minuman lain selain ASI. Baru setelah itu, bisa dilanjutkan dengan pemberian asi hingga 2 tahun dan dengan pemberian makanan pendamping asi (MPASI).
Kapan dan Berapa Lama Menyusui Bayi?
Asi merupakan makanan sekaligus minuman bagi bayi. Saat yang tepat memberikan asi, tentu saat bayi merasa haus dan lapar. Saat bayi menjilat-jilat bibirnya, mengeluarkan lidahnya, menggerak-gerakkan mulutnya, menempelkan tangan ke bibirnya, membuka mulutnya terus, hingga membuat gerakan mulut seperti sedang mengisap-isap, merupakan tanda bahwa si bayi sedang lapar. Saat itulah waktu yang tepat untuk menyusui bayi.
Menyusui bayi baru lahir tidaklah dipatok harus berapa kali dan berapa banyak dalam setiap harinya. Semua tergantung pada usia bayi. Seiring bertumbuhnya, jarak antar-waktu pemberian asi akan semakin jauh. Rata-rata, bayi baru lahir disusui tiap 2-3 jam; kemudian saat bayi berusia 2 bulan itu setiap 3-4 jam; dan lalu, bayi usia 6 bulan itu setiap 4-5 jam.
Manfaat Menyusui Bayi
Asi merupakan makanan dan minuman ideal untuk bayi. Kandungan nutrisinya sempurna. Dari mulai vitamin, protein, hingga lemaknya, pas untuk kebutuhan bayi di setiap waktu pertumbuhannya, dan dalam bentuk yang mudah dicerna perut bayi. Tak cuma itu saja kandungan asi, antibodi yang mampu menangkal berbagai macam bakteri serta virus, juga terdapat di dalam asi.
Menurut para ahli, menyusui juga menurunkan risiko asma dan alergi pada bayi. Dan menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan, tanpa tambahan susu formula apa pun, itu bisa membuat bayi jarang terkena penyakit infeksi telinga, penyakit saluran pernapasan, serta infeksi usus akibat diare. Bisa dibilang, bayi yang disusui secara ekslusif itu jarang sakit.
Ah ya, The American Academy of Pediatrics juga menyebutkan bahwa menyusui bayi juga bisa mencegah SID (sudden infant death syndrome), sebuah sindrom bayi meninggal secara mendadak yang banyak ditakuti para orang tua.
Mempererat Bonding Ibu dan Anak
Ini sangat jelas. Menyusui bayi akan membuat bonding ibu dan bayi semakin besar. Saling berdekatannya ibu dan anak, sentuhan kulit-dengan-kulit, serta saling bertatap mata akan membuat bayi semakin dekat dan merasa aman serta nyaman bersama ibunya.
Ada pun untuk sang ibu, menyusui bayinya menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan beberapa jenis kanker tertentu. Namun pun begitu, untuk bisa mendapat kepastian mengenai bagaimana mekanismenya diperlukan riset lebih lanjut.
Pemberian Asi Memengaruhi IQ Anak?
Benar, dalam sebuah penelitian yang disebutkan di The Lancet Global Health tahun 2015, tertulis dengan jelas, pemberian asi memberi pengaruh yang besar terhadap IQ anak di masa tumbuh-kembang selanjutnya. Meskipun banyak ahli yang menyangsikan hal ini, karena bisa jadi IQ itu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, tingkat kesejahteraan keluarga, dan juga berat lahir bayi; namun penelitinya sendiri, yaitu Dr Bernardo Lessa Horta, dari The Federal University of Pelotas di Brazil mengatakan bahwa studi yang dilakukannya mencakup berbagai kalangan. Beliau menyimpulkan, hal tersebut sangat mungkin terjadi akibat efek baik yang diberikan sumber asam lemak jenuh rantai panjang yang bagus dari asi.
Jadi, Menyusui Atau Tidak?
Menyusui bayi baru lahir memiliki banyak manfaatnya. Tak hanya untuk bayi, tetapi juga ibunya. Hal itulah yang membuatnya sangat disarankan berbagai kalangan untuk dilakukan. Terkecuali bagi ibu dalam kondisi tertentu. Misalnya ibu yang positif HIV AIDS. Nah jadi, Mommy memilih menyusui bayi Mommy atau tidak? Pilihlah dengan bijak!