Ada banyak alasan, ketika seorang ibu berhenti menyusui anaknya. Alasannya ini berupa alasan medis maupun non medis. Lalu bagaimana ingin melakukan realaktasi demi anak-anaknya?
Alasan medis itu bisa dikarenakan berhenti menyusui ada pembengkakan pada payudara yang biasa disebut mastitis payudara. Sedangkan alasan non medis bisa berupa air susu ibu yang tak kunjung keluar.
Setiap hari, sang ibu ini ingin memproduksi ASI kembali karena kebutuhan bayi. Relaktasi merupakan salah satu cara aman untuk melakukan kegiatan menyusui kembali setelah sempat berhenti.
Upaya yang disebut relaktasi ini dilakukan seorang ibu yang berhenti menyusui yang kemudian hari memutuskan untuk menyusui kembali. Alasan medis berupa sakit tadi ataupun susah mengeluarkan air susunya menyebabkan seorang ibu berhenti menyusui.
Karena sempat berhenti menyusui, salah satunya tidak adanya lagi rangsangan untuk ASI dikeluarkan dari payudara, otomatis tubuh akan mengira ASI tidak diperlukan lagi. Produksi ASI pun bisa terhenti dengan sendirinya karena tidak adanya kegiatan menyusui tadi.
Sorang ibu bisa memulai menyusui anaknya lagi, walaupun sebelumnya sempat terhenti. Memang, butuh upaya extra untuk kembali mengeluarkan ASI. Ada banya cara yang bisa dilakukan seorang ibu untuk bisa mengembalikan produksi ASInya. Asalkan tekun dan mau terus berusaha menyusui bisa kembali dilakukan.
Melakukan proses relaktasi setiap orang bisa berbeda tingkat keberhasilannya. Ada yang prosesnya cepat, ada juga yang prosesnya lumayan lama. Proses relaktasi yang cepat hanya memakan waktu beberapa hari atau minggu, sedangkan yang lama bisa sampai berbulan-bulan. Bahkan proses relaktasi juga bisa mengalami kegagalan total.
Banyak hal atau faktor yang bisa membuat keberhasilan seorang ibu melakukan relaktasi. Berikut beberapa hal yang bisa membuat proses ini cepat berhasil :
- Usia bayi yang masih di bawah 3–4 tahun
- Upaya yang tekun dan tinggi untuk bisa menyusui kembali
- Melakukan relaktasi dengan cara yang benar Cara melakukan relaktasi yang tepat
- Support dari lingkungan keluarga terdekat
Dari beberapa hal tadi, mungkin menjadi pertanyaan bagaimanakah melakukan relaktasi yang benar agar menyusui bisa kembali dilakukan. Nah karena itu berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar proses relaktasi bisa lancar.
- Melakukan kegiatan menempelkan puting ke mulut bayi. Lakukan kegiatan ini seperti halnya menyusui Si kecil setiap 2 jam sekali, selama 15–20 menit. Upayakan melakukan kegiatan ini secara rutin, karena semakin sering menempelkan puting ke mulut Si Kecil, semakin besar ASI bisa kembali mengalir.
- Jangan pernah memaksakan melakukan cara ini jika si kecil tidak tertarik untuk menyusui. Lakukan dengan sabar di kesempatan berikut sampai si kecil tertarik menyusui.
- Lakukan secara rutin kegiatan memerah payudara agar produksi ASI bisa terjadi. Kegiatan memerah payudara ini bisa dilakukan 3–4 kali sehari dengan menggunakan pompa maupun tangan.
- Kegiatan memerah payudara bisa dilakukan bersama si kecil saat dia sedang mengisap puting ibu agar dapat merangsang payudara untuk memproduksi ASI kembali.
- Selalu rutin makan makanan yang bisa meningkatkan ASI seperti ASI boster dan lainnya untuk dapat merangsang produksi ASI.
- Makanan ini bisa berupa seperti bayam, alpukat, bawang putih, kacang-kacangan dan biji-bijian. Jika diperlukan bisa lakukan konsultasi dengan dokter untuk bisa mengonsumi suplemen penambah ASI. Ibu bisa juga melakukan kegiatan meletakkan dot persis di atas puting, sehingga Si Kecil akan terbiasa dengan posisi menyusu seperti ini.
Proses memulai relaktasi ini harus dilakukan dengan tekun dan rutin dan memang bisa bisa melelahkan dan sulit untuk dilakukan. Kuatkanlah mental dan niat untuk melakukan relaktasi, dari awal memulainya. Selalunya optimis ditanamkan sejak awal Ibu akan melakukan relaktasi agaer bisa kembali memproduksi ASI dan Si Kecil akan terbiasa lagi untuk menyusu.
Jika tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli laktasi. Kemungkinan Bunda memerlukan pemeriksaan atau bimbingan dari tenaga profesional untuk bisa menyusui kembali.