Kuning Pada Bayi? Ini Fakta Yang Perlu Mommy Ketahui


Saat bayi dilahirkan, Mommy pasti tidak sabar untuk segera bertemu memeluk dan mengASIh si Kecil. Tapi bila si Kecil dehidrasi bahkan menyebabkan kuning, pasti oleh dokter anak tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang. Sehingga bertemu dengan si Kecil akan lebih lama juga jadinya. Sedih pasti bila Mommy pulang dengan tidak membawa si Kecil. Atau diperbolehkan pulang tapi karena semakin kuning, si Kecil harus dirawat dulu di RS.

Pada bayi baru lahir, kuning ini biasa terjadi. Tapi bila warna kuning sudah jadi seluruh tubuh dari kepala sampai jempol kaki, bagian putih mata bayi juga berwarna kuning, maka si Kecil butuh penanganan khusus di RS. 

Kuning ini istilah yang berasal dari kata jaundice (Bahasa Perancis, jaune). Atau dikenal dengan istilah ikterus dalam dunia kedokteran. Bayi kuning ini hampir dialami setengah dari bayi baru lahir.

Kemungkinan besar bayi kuning bila bayinya prematur, bayi yang di atasnya turunan bayi kuning juga, rhesus yang berbeda antara ibu dan bayi,  bayi yang kurang asupan ASI sehingga berat badan kurang, atau pada bayi yang melalui proses induksi karebna oksitoksin yang berlebih dan mengakibatkan bayi kuning dan bisa juga bayi yang Mommy terkena penyakit diabetes. 

Kuning ini terjadi karena sel darah merah pada bayi baru lahir memiliki umur 70-90 hari. Dengan artian umurnya lebih pendek dibanding orang dewasa, yang memiliki umur sekitar 120 hari. Dalam proses pemecahan sel darah merah akan menghasilkan heme dan globin. Heme akan diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diangkut ke hati. Dalam hati, bilirubin indirek ini akan diubah menjadi bilirubin direk, yang keluar melalui feses dan urine. 

Namun pada bayi, bilirubin yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan yang diolah oleh hati bayi. Sehingga membuat bilirubin menumpuk di dalam darah, menyebabkan kulit, telapak, dan mata bayi menjadi kekuningan. 

Dengan fungsi organ hati yang belum maksimal biasanya proses adaptasi bayi kuning ini berlangsung kurang lebih dua minggu. Biasanya dimulai pada 2-3 hari kelahiran bayi, akan terlihat kalau si Kecil mengalami kuning. 

Bila dibiarkan bayi kuning ini dapat merusak organ lainnya hingga ke kerusakan otak. Walau begitu bayi kuning ini akan hilang dengan sendirinya setelah semakin bagus progress tumbuh kembangnya fungsi organ tubuh bayi baru lahir dan si Kecil bisa menghilangkan bilirubin yang berlebih. 

Perlu Mommy pahami, kalau bayi kuning ini karena kekurangan asupan ASI. Dengan meningkatkan produksi ASI maka si Kecil juga akan mendapat banyak asupan sehingga bayi kuning akan perlahan-lahan kembali normal.

Apa yang harus Mommy lakukan bila bayi kuning?


Yang pertama adalah menambah produksi ASI. Tentunya dengan perlekatan baik sambil mengajari si Kecil menyusu dengan baik. 
Yang kedua, menjemur di waktu tepat sebelum jam 10 siang. Tidak perlu lama-lama ya Mommy menjemur di matahari agar proses sintesis vitamin D pada kulit menjadi lancar. 
Yang ketiga, bila masih ditemukan bayi kuning tidak menjadi normal setelah dua minggu. Langsung bawa ke RS dan bisa langsung di cek kadar bilirubin bayi berapa. Bila sangat tinggi, si Kecil harus diberikan fototerapi di bawah sinar fluorescents.

Sinar berwarna biru ini dapat menghilangkan bilirubin pada darah. Sinar akan diserap oleh kulit dan darah bayi, dan mengubah bilirubin sehingga bisa dikeluarkan dengan mudah oleh tubuh bayi. Si Kecil juga akan hangat sangat difototerapi. 

Setelah semua penanganan dilalui, Mommy jangan lupa ya selama itu harus tetap memberikan ASI pada si Kecil. Jangan lupa untuk membuat jadwal menyusu rutin untuk si Kecil ya Mommy. Agar si kecil tidak lama mengalami bayi kuning.

Jangan panik lagi ya Mommy bila bayi kuning setelah dilahirkan. Tetap semangat memberikan ASI agar kuningnya berkurang pelan-pelan hingga normal kembali. 

Selamat mengasihi dan selalu semangat ya Mommu. Karena ada Wake Wake yang akan menemani Mommy agar si Kecil tidak kuning.